Jumat, 10 Oktober 2008

Riba & Kemasukan Syetan

Masuk dunia riset hukum khususnya hukum ekonomi, memberikan saya beberapa hikmah yaitu semakin mendalami hukum, mulai mengerti akan ekonomi, dan yang paling utama adalah semakin ingin membandingan konsep & sistem hukum ekonomi yang ada dengan Al-Quran. Sebagai muslim, saya tidak tahu secara mendalam akan Al-Quran. Namun sebagai peneliti, saya selalu ingin mendalami Al-Quran dan trying to look at condition of law and economy in Indonesia.

Hati saya menjadi penasaran ketika membaca suatu ayat yang inti terjemahannya kurang lebih sbb: "Tidak bisa berdiri dan duduk orang-orang yang memakan riba melainkan berdiri dan duduk seperti kemasukan syetan". Apa makna ayat ini ya (tanya dalam hati saya)? Melamunlah saya sehabis membaca ini...TING...sekejap terpikir apa maksud ayat ini. Saya mencoba menafsirkan dengan sebuah contoh orang yang meminjam ke lembaga keuangan dengan bunga. Bunga itu bagian dari riba dan riba itu haram hukumnya. Barangkali orang yang pinjam uang dia tidak bisa tidur, gelisah, stress dan sebagainya karena takut ditagih atau tidak punya uang untuk mengembalikan walaupun bunganya semakin tinggi. sehingga saya simpulkan waktu itu orang ini seperti kemasukan syetan. Itu kali ya maksudnya (dalam hati saya).

Lalu...saya coba perhatikan bagaimana sistem keuangan dunia ini berjalan. Bunga tetap menjadi instrumen utama dalam setiap transaksi pembiayaan keuangan. bagaiman dengan perbankan syariah? Hmmm.....sepertinya kalo melihat statistik jenis pembiayannya yang masih ke konsumtif atau murabahah...ini sih tidak ada bedanya dengan riba juga walau skenario transaksinya diubah dan dicreate sedemikian rupa.

BRRREEEEEG....Lehman Brothers jatuh..diikuti jatuhnya lembaga keuangan lain. Gara-gara Subprime Mortgage yang katanya bunganya sangat tinggi. Dari sini saya semakin yakin apa maksud ayat di atas. Mudah2an tidak salah apa yang saya yakini. kemasukan syetan disini adalah berlaku bagi semua orang yang memakan riba termasuk peminjam, yang meminjamkan, dan yang mencatatnya (sebagaimana dikategorikan dalam hadits). Mereka semua panik, takut, linglung, bingung dan sebagainya karena uang mereka akan hilang. Semua barang dan properti mereka juga akan hilang karena disita sebagai jaminan. Maksud hati hendak rakus namun terjerumus masuk ke dalam jurang. Dunia tidak bisa digenggam apalagi akhirat.

Benar apa yang dikatakan Quran...hidup itu sebaiknya sederhana...sederhana dalam perbuatan dan perkataan. Memakan dunia tidak akan ada habis-habisnya. Semua kita ini akan kembali ke alam kubur.

Tidak ada komentar: